MRT Jakarta Fase 1
Delapan bulan lagi, warga Ibu Kota akan memiliki moda transportasi baru, yaitu kereta Mass Rapid Transit (MRT). Moda transportasi angkutan massal berbasis kereta ini hadir tidak hanya sebagai salah satu pilihan mobilitas masyarakat Jakarta, namun juga menjadi pionir mengubah wajah Ibu Kota dengan mendorong perubahan budaya bertransportasi selama ini.
Proyek kereta bawa tanah pertama di Indonesia ini dikelola oleh PT MRT Jakarta, sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta. Pendanaan proyek berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) ke Pemerintah Pusat, yang lalu dana tersebut diterushibahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar 49% dan diserahpinjamkan sebesar 51%.
Setiap stasiun akan memiliki beragam fasilitas mulai dari eskalator, elevator, dan tangga sebagai pilihan kemudahan bagi penumpang di area stasiun. Juga, area concourse akan berisi gerai komersial yang menyediakan beragam layanan yang dibutuhkan masyarakat untuk menunjang mobilitasnya. Lantai juga dilengkapi dengan tac tile untuk memudahkan mobilitas penyandang tuna netra.
Untuk pembelian tiket, penumpang dapat memilih menggunakan Ticket Vending Machine (TVM) untuk pembelian otomatis atau secara mandiri, dan juga loket manual dengan staf yang siap melayani pembelian. Tersedia pula Added Value Machine (AVM) untuk mengecek sisa saldo kartu kereta. Kartu akan tersedia dengan dua pilihan yaitu single dan multi trip. Sistem pengecekan tiket akan menggunaan tap in dan tap out.
Passenger gate akan tersedia dua jenis, yaitu ukuran lebar 60 cm dan 90 cm, khusus untuk pengguna kursi roda atau pesepeda lipat. Di setiap kereta, juga akan disediakan area tempat duduk prioritas untuk difabel, ibu hamil, lansia, dan anak-anak. Setiap stasiun bawah tanah akan dilengkapi dengan penyejuk ruangan, sedangkan untuk stasiun layang akan mengoptimalkan sirkulasi udara terbuka. Beberapa tempat duduk di area peron pada setiap stasiun.
Secara konstruksi, seluruh jalur dan stasiun kereta MRT Jakarta telah dirancang agar mampu menahan getaran gempa hingga delapan skala Richter, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 2012). Khusus untuk terowongan bawah tanah, yang kedalamannya mencapai 25 meter di bawah permukaan tanah ini, pintu masuk stasiun terletak di area pedestrian yang tingginya di desain mencapai 150 cm di atas permukaan jalan. Juga, akan disiapkan flood barrier di setiap pintu masuk tersebut bila air semakin tinggi. MRT Jakarta menggunakan data penelitian banjir di Jakarta hingga 200 tahun terakhir.
PT MRT Jakarta berupaya agar kereta MRT Jakarta dapat beroperasi sesuai dengan standar internasional, yaitu aman, nyaman, dan dapat diandalkan. Kereta yang nantinya akan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.30 WIB hingga pukul 24.00 WIB ini diharapkan dapat mengubah pola mobilitas masyarakat Ibu Kota yang selama ini lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi agar secara perlahan mulai beralih ke transportasi publik.
Source : JakartaMRT.co.id
MRT Jakarta ini akan terhubung dengan LRT Cibubur di stasiun Dukuh Atas